Di Suatu Senja

Di suatu senja tanpa hujan, hanya ada rindu yang terus melintas. Menemukanmu sejenak lalu berhenti di situ dalam waktu yang lama, menerka waktu yang kian singkat namun terasa melelahkan. Untukmu seseorang yang selalu menyisihkan rindu, ku tahu gelap akan terganti terang, senja akan pudar seiring malam menjemput, akankah rindu ini membawaku padamu?

Masih tersisa senyummu diantara sore, menghiasi benakku kali ini, terus seperti itu berulang kali dan aku tak pernah jemu menyaksikanmu di balik binar mata indahmu. walau mataku menangkapmu dengan samar-samar, namun ku tahu senyummu mampu membuat iri senja yang kian indah saja kali ini.

Tak ada pun sehari melewatkanmu tanpa merindu, bersemayam dalam mimpi, tersenyum menyaksikanmu tertawa, hati ini seakan berdetak hanya memujimu. Dan tak ada langkah yang membuatku lelah menggapaimu. Dan kali ini aku hanya mampu bersenandung bersama angin berdesirkan pilu menikmati rindu ini serindu-rindunya. Perlahan ku sadari senja akan segera berlalu, membawa cerita ini hari ini pada buku harapanku, di mana aku mencoba melukiskan namamu seindah-indahnya. Namun, tak pernah sekalipun engkau menyadarinya. Sekalipun engkau tak pernah membacanya, ku yakin engkau akan selalu indah. Layaknya senja yang menampakkan eloknya di antara sore menjemput malam. Dan itu cukup menenangkanku pada rindu yang mulai menyesakkan ini.

~10 Maret 2017~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita di Balik Senja

Melepas Rindu