Postingan

Melepas Rindu

Untuk kesekian kalinya rindu ini hanya mampu menerawang dan memandang dari kejauhan. Melihatmu pergi semakin menjauh. melepasakanmu untuk yang terakhir kalinya. Dan aku masih berharap setelah kepergianmu, engkau masih memandangku di antara embun dan merindu bersama pagi. Walau yang ku dapatkan hanya bersahabat dengan gemercik pilu di antara hujan yang mulai tak menghiraukan tentangmu lagi. hanya rasa dingin menyambut mencoba membekukan rasaku. karena sesakit apapun aku terjatuh, akan ada saat rasa sakit itu akan mencair pula. menjadi tetesan sesal yang akan tenggelam dan terbenam jauh ke dasar bumi. biarlah, aku sendiri yang mengharapkan itu. karena rasa sakit akan memberiku arti bahwa bahagia akan ada akhirnya jua. Sesekali aku berdiri di antara pagi, menanti kenangan-kenangan yang sudah terkubur berharap melintas walau sekejap. begitu menyesakkan, tetapi semakin tak mampu untuk ku hindari. karena aku merindu pada sesuatu yang telah berlalu. ceritamu seakan masih terng

Di Suatu Senja

Di suatu senja tanpa hujan, hanya ada rindu yang terus melintas. Menemukanmu sejenak lalu berhenti di situ dalam waktu yang lama, menerka waktu yang kian singkat namun terasa melelahkan. Untukmu seseorang yang selalu menyisihkan rindu, ku tahu gelap akan terganti terang, senja akan pudar seiring malam menjemput, akankah rindu ini membawaku padamu? Masih tersisa senyummu diantara sore, menghiasi benakku kali ini, terus seperti itu berulang kali dan aku tak pernah jemu menyaksikanmu di balik binar mata indahmu. walau mataku menangkapmu dengan samar-samar, namun ku tahu senyummu mampu membuat iri senja yang kian indah saja kali ini. Tak ada pun sehari melewatkanmu tanpa merindu, bersemayam dalam mimpi, tersenyum menyaksikanmu tertawa, hati ini seakan berdetak hanya memujimu. Dan tak ada langkah yang membuatku lelah menggapaimu. Dan kali ini aku hanya mampu bersenandung bersama angin berdesirkan pilu menikmati rindu ini serindu-rindunya. Perlahan ku sadari senja akan segera berlalu, me

Cerita di Balik Senja

Senja menguning kembali seperti biasanya, membawa cerita dan kenangan tentangmu. Senyummu terngiang di antara dedaunan yang jatuh setiap sorenya dari pohon-pohon yang menitipkan rinduku padamu. Binar matamu yang selalu terbias dalam pandanganku. Mengintip dari sisi yang berbeda, hingga tak mampu ku pahami bahasa hatimu. Dan aku selalu menemukanmu dalam ingatanku, beriringan dengan sajak puisi yang selalu ku tulis dalam lembaran tentangmu. Sesakali aku terdiam dalam waktu yang lama, lalu sejenak aku benar-benar merindu. Seseorang yang bersikeras bertahan, agar tak mencoba membuka tabir hatimu. Ku sadari bukan seorang romeo yang hadir saat ini, atau seorang pangeran tampan yang mengulurkan tangannya mencoba merangkulmu. Hanya seorang yang biasa saja, mencoba hadir dalam hidupmu. Memberi makna, membuka rasa, dan membangun taman baru. Dengan benih kasih yang mulai tumbuh perlahan di balik bunga-bunga rindu. Tetapi masih enggan engkau menyapaku di balik senyum. Menyiraminya dengan air mata